I'm a husband of a lovely wife and father of a dearest son. We're living in the heart of the city: Semarang the capital city of Central Java Province. ID. My concern is in visual arts. I'd never been studied the arts nor photography formally from any academies or universities. But I do learned from many occasions where available. So far I do write many arts and photography articles in local or national papers and some Indonesian arts journals. I'm a member of The Alliance of Independent Journalists Indonesia (AJI=Aliansi Jurnalis Independen) of Semarang. Working as correspondent of FOTOmedia (2000-2003) and contributor for NIKONIA photo magazine (up till now). And now I'm running an art space named Rumah Seni Yaitu at Kp. Jambe 280 Semarang. I used to be a pig farmer for nearly fifteen years (1988-2003).
"New Citizen" by Jim Gehrz http://shahidul.wordpress.com/
Saya tidak tahu mengapa dalam beberapa waktu belakangan banyak sekali kematian. Ya, kematian orang-orang yang aku kenal, bahkan kenal sangat dekat. Mungkin ini cara Tuhan mengingatkan, suatu hari saya pun jadi bagian dari kematian itu. Sekali. Minggu, 14 Oktober 2007
Gerakan membumi. Tak jelas bagaimana mengartikan frasa itu. Barangkali sebentuk paham dan atau praksis populis. Sebagai kata kerja, agaknya, ia cenderung menghasut. Adakah suatu tindakan mesti diukur dari kaca mata komunal, dan selalu? Frasa itu bahkan sangat merisaukan. Aku tercenung berhari-hari. [Kamis, 17/01/2008]
Anonimitas adalah sejenis hantu hipokritas. Ia ada berbareng tiada. Sudah pasti hantu bukan cuma perkara bahasa ipso facto nalar yang tak terurai. Kiranya yang berlemparan batu di kelimun tak lain mereka yang berwatak celas-celus, gemar membabil, dan berlumur hasad. Praktik anonimitas adalah bidah. [Rabu, 26/03/2008]
Dalam kelamin tertanam etika. Justru begitu hasrat libidinal tak terumbar. Pun di tiap kepala mesti tertanam rambu-rambu: ketika sesuatu tak sesuai nurani. Bila: nihil etika—nurani dan sarat negativitas, maka: kepalamu, kelaminmu. Engkau: binatang! [Minggu, 23/11/2008]
Tentang dikotomi hegemoni seni 'pusat-daerah' dan penguatan jejaring, cermati esai "Membuka Peluang Pinggiran".
Ingat Wayang Orang Ngesti Pandowo? Beberapa pikiran saya tentang komunitas seni tradisional legendaris itu, simak esai "Berkaca pada Ngesti Pandowo".
Siaran nasional langsung 20 kota "Indonesia Siesta" tentang pameran "Kisah:Kesaksian", Selasa, 23 Oktober 2007. Ini kedua kalinya saya mengudara dalam program siaran nasional itu.
Oneday at Pranoto Studio, Ubud. Tubagus P. Svarajati
Suatu hari di TPA Jatibarang. Tubagus P. Svarajati
Saat itu di halaman Candi Mendut. Tubagus P. Svarajati
No comments:
Post a Comment